WikiLeaks menjadi topik hangat beberapa waktu terakhir. Bukan
mendadak tenar, tapi situs WikiLeaks.org sebelumnya sudah pernah
membuat gempar. Tepatnya di bulan Juli 2010 ketika situs non-profit itu
membocorkan puluhan ribu dokumen rahasia milik Amerika Serikat
mengenai perang di Afganistan. Dokumen itu kemudian dibocorkan ke
laman publik Wikileaks.
Siapa sebenarnya orang di belakang WikiLeaks yang baru-baru ini sukses
membongkar fakta-fakta sekaligus rahasia besar milik militer AS?
Adalah Julian Paul Assange yang merupakan pendiri sekaligus jurubicara
WikiLeaks. Ia membesarkan situs whistle-blower tersebut sejak
Desember 2006. Assange adalah seorang aktivis Internet sekaligus
jurnalis asal Australia. Sebelum menangani WikiLeaks, pria kelahiran 3
Juli 1971 itu hanyalah seorang siswa matematika dan fisika yang bekerja
sebagai programmer.
Di tahun 2006, Assange memutuskan untuk fokus membesarkan
WikiLeaks. Dia terlibat dalam publikasi dokumen tentang pembunuhan
yang tak tersentuh hukum di Kenya. Selain itu, dia juga mengungkap
pembuangan limbah beracun ke pantai Afrika, disusul publikasi manual
Church of Scientology, prosedur Teluk Guantanamo, dan
material-material yang melibatkan bank-bank besar seperti Kaupthing
dan Julius Baer.
Mungkin beberapa temuan Assange di atas masih asing di telinga Anda.
Namun, yang paling menarik, justru ketika pria berdarah Australia asli itu
membongkar ratusan ribu dokumen milik militer AS, termasuk invasi
Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak.
Pada 28 November 2010, WikiLeaks dan lima rekan media lainnya resmi
mempublikasikan dokumen-dokumen tersebut di website
cablegate.wikileaks.org. Sayang, website itu buru-buru ditutup oleh
empunya domain asal Amerika Serikat (AS). Padahal, di laman tersebut,
Anda bisa menemukan informasi berupa kumpulan memo diplomatik
bersifat rahasia atau terbatas.
Jika belum sempat membacanya, Anda tidak perlu khawatir. Karena
WikiLeaks.org telah bermigrasi dan mempunyai banyak situs bayangan.
Dokumen-dokumen tentang hubungan diplomatik AS dan sejumlah negara di dunia masih tersedia di sini.
Menurut kabar terbaru, WikiLeaks kini mempunyai 355 alamat baru yang
bisa diakses untuk umum. Ya, WikiLeaks belajar dari pengalaman setelah
dibunuh oleh penyedia domain di AS.
Untuk diketahui, WikiLeaks merupakan proyek dari Sunshine Press.
Sekarang sudah cukup jelas bahwa WikiLeaks bukanlah website yang
dimotori oleh suatu organisasi atau pemodal berlatar belakang politik. Ia
murni muncul sebagai website independen. Ia adalah kelompok global
independen yang mewadahi orang-orang berdedikasi tinggi dengan ide
pers bebas.
Beberapa perusahaan startup teknologi terlibat dalam pengembangan
WikiLeaks sampai hari ini, termasuk dari Amerika Serikat sendiri,
kemudian China, Taiwan, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan. Sampai
saat ini, penggagas dari WikiLeaks belum diketahui siapa. Hanya
motifnya: meningkatkan transparansi di dunia.
Tak mau dibilang jumawa, di dalam websitenya, mereka mengatakan
kebenaran temuan dan laporan mereka didasarkan pada bukti dan fakta,
bukan semata-mata opini.
"Di saat badan-badan intelijen menimbun informasi dan bukti-bukti,
WikiLeaks justru melakukan hal yang sebaliknya. Kami berusaha dengan
susah payah membongkar semuanya dan mempublikasikan ke depan publik
tanpa rasa takut dan penuh dukungan," tulis Assange dalam websitenya.
Di bulan Juni 2009, WikiLeaks mencatat lebih dari 1.200 relawan
terdaftar dengan sembilan anggota dewan penasehat, termasuk Assange,
Phillip Adams, Wang Dan, C. J. Hinke, Ben Laurie, Tashi Namgyal
Khamsitsang, Xiao Qiang, Chico Whitaker dan Wang Youcai.
"Motif utama WikiLeaks adalah mengungkap aksi rezim yang menindas
negara-negara di Asia, beberapa negara pecahan Uni Soviet, Afrika, dan
Timur Tengah. Kami juga berharap dapat membantu orang-orang di mana
pun yang ingin mengungkapkan perilaku tidak etis di dalam pemerintahan
dan perusahaan," kata Assange.
Meski ditutup secara paksa, menyusul pemberangusan akunnya di PayPal,
WikiLeaks masih bertahan. Assange cs telah menyiapkan sejumlah 355
alamat lain untuk mengantisipasi serangan hacker. "Keep us strong. Help
WikiLeaks keep governments open," tulis WikiLeaks pada banner yang
terpampang di laman depan website. (vivanews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar