Di masa depan, bumi menghadapi ancaman baru yaitu peredupan global. Kondisi memprihatinkan ini terkait jumlah polusi yang berlebihan.
Polusi dan asap saat ini menjadi masalah besar di berbagai bagian Asia karena menyebabkan benua tersebut hanya mendapatkan seperempat sinar matahari dibandingkan 50 tahun lalu. Fenomena tersebut mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman.
Kota seperti Beijing dan New Delhi berada di bawah awan cokelat di atmosfer. Ini diduga disebabkan penggunaan tungku pembakaran kayu.
Karbon hitam juga menyebabkan kerusakan pertanian. Panas yang terus terperangkap di bumi menyebabkan masalah perubahan iklim, dan mencairnya es bumi.
Kepala Program Lingkungan Hidup PBB Achim Steiner akan mengambil tindakan soal ini pada konferensi bulan ini di Cancun, Mexico.
Tungku memasak yang tidak efisien diperkirakan bertanggung jawab atas 25% jumlah emisi karbon hitam. Ini adalah fenomena nyata di mana awan cokelat muncul akibat kompor kayu dan jumlah tanaman yang dibakar.
Beberapa awan dari Indonesia, ujar Frank Jelly yang merupakan profesor kesehatan lingkungan di Kings College, London, telah menyebabkan penutupan beberapa sekolah di Singapura.
Namun, ada kerugian dari pemecahan masalah ini karena karbon hitam di atmosfer juga menyerap panas. Karenanya, jika ini dilenyapkan, maka dapat mempercepat pemanasan global.(inilah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar